Saya baru tahu kalau dari pupuk ZA (Zwavelzuur Amonia - Belanda) = (Ammonium Sulphate) dapat untuk memproses nata de coco (padahal saya kerja di pabrik pupuk ini sudah puluhan tahun). Ini ceritanya; kemarin, saya kebagian jaga stand di Agro & Food Expo di JCC. Persis di depan stand perusahaan saya adalah stand perusahaan minuman yang dikemas dalam gelas lastik: ada rasa orange, kopi, teh dan nata de coco. Selain jual minuman, dia juga jual bahan-bahan kimia (entah apa saja namanya, saya lupa) tapi salah satunya adalah pupuk ZA. Sebenarnya saya heran juga, apa korelasi minuman dengan bahan kimia tersebut? Dapat dari mana dia pupuk ZA, wong pabrik pupuk ZA satu-satunya di Indonesia hanya perusahaan tempat saya kerja. Ketika tahu di stand saya juga dipajang pupuk ZA, sang boss (cewek) mulai tanya2 kepada saya, bahkan sempat cerita rencana untuk mendirikan pabrik pupuk ZA.
Sebagai seorang sales promotion yang baik, tentu saya berusaha mencegah semampu saya agar dia mengurungkan niat untuk mendirikan pabrik tersebut. Tujuan saya cuma satu: kamu enggak usah jadi pesaing saya, beli saja dari saya. (Bener nggak?)
Singkat cerita, setiap hari saya dapat jatah satu gelas gratis nata de coco yang memang paling saya suka. Demi "hubungan baik", ketika expo bubar, saya beli satu doz buat oleh-oleh anak saya di rumah. Nah, ini yang baru saya sadari: setelah itu minuman habis dikeroyok oleh ketiga anak saya, di malam harinya si bungsu mulai batuk2. Pagi harinya, suhu badannya meningkat, frekuensi batuk semakin sering disertai bunyi nafas yang grok-grok.
Ketika email ini saya buka, seorang teman yang juga membelikan oleh2 buat anaknya, saya tanya kemungkinan mengalami hal seperti anak saya. Jawabnya sama persis, si bungsunya (umurnya hampir sama dengan umur bungsu saya) juga mengalami hal yang sama.
Be careful...
Tahukah anda bahwa:
1. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa. Ini OK dan aman. Namun ternyata para pembuat nata de coco mempercepat produksi dengan menambahkan pupuk ZA yang sebenarnya tidak layak untuk food production. Perusahaan besar seperti Sari Coco, dsb. yang dijual di pasar grosir, mengumpulkan produk dari pembuat nata de coco rumah tangga dan lalu mengemasnya menjadi menarik.
2. Siswa-siswa sebuah SMU swasta melakukan penelitian untuk mengukur kadar Vit. C dalam berbagai buah dan juga produk jadi berlabel "Vitamin C". Tes dilakukan dengan endophenol yang dari biru akan berubah putih jika ditetesi Vit. C alias asam karboksilat. Penemuan menunjukkan bahwa jeruk impor lebih banyak Vit. C dibandingkan jeruk lokal. Beberapa produk komersial seperti minuman kotak, botol dsb ternyata pakai "sari rasa jeruk" dan hampir tidak ada Vit. C samasekali. Produk bubuk "N....sari" yang sangat terkenal, sedikit lebih canggih. Mereka menambahkan asam karboksilat yang diduga menaikkan jumlah Vit sebagai kataalis. C. Artinya memang akhirnya ada vit. C tapi bukan asli Vit. C. Jadi Vit. C aspal.
3. Es mambo. Ini industri rumah tangga, bisa dari teh manis atau kacang hijau santan pandan gula jawa atau bahkan sirup. Banyak yang tidak memakai gula samasekali namun sebuah produk sweetener kimia yang banyak dijual. Saya lupa namanya, nama kasarnya biang gula.
4. Terasi berwarna merah karena diberi pewarna Rhodamin B yang seharusnya untuk tekstil. Rhodamin termasuk karsinogenik yang kuat dan hebatnya murah meriah. Tampaknya bukan ini saja, banyak pembuat limun, sirup, permen, sosis, dan bahkan kemungkinan masakan kerang di warteg, juga merah meng! andung zat ini.
5. Hampir semua produk mie kering mengandung formal dehyde atawa formalin. Ini juga sering dipakai pada pembuatan tahu, bakso, sosis dsb. Poin 4 dan 5 saya ambil dari artikel KOMPAS.
6. Hampir semua pedagang goreng-gorengan (tempe, tahu, bakwan, pisang, dsb) menggunakan minyak bekas dengan kadar cholesterol berlipat ganda. Kupikir paling aman beli di pagi hari karena mungkin mereka baru menggorengnya. Ternyata ada yang menyimpan kembali minyak kemaren sore dan menggunakannya di pagi hari. Sami mawon. Atau anda harus cari langganan dan meyakinkan benar bahwa setiap pagi selalu minyak baru.
0 komentar:
Posting Komentar